Untuk Daftar: Pertanyaan tentang menggali sumber historis, sosiologis, politik pendidikan pancasila
1. Sumber Historis Pendidikan Pancasila
Menurut sejarahnya, Pancasila tidak lahir pada tahun 1945 begitu saja, namun telah melewati berbagai proses yang cukup panjang, yang kemudian disempurnalan oleh sejarah perjuangan bangsa ini sendiri, dengan merujuk dari gagasan besar negara negara di dunia, secara bersamaan tetap berpedpman terhadap kepribadian bangsa sendiri.
Nilai-nilai penting yang terkandung dalam Pancasila adalah: Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Kemasyarakatan, dan Keadilan yang sebenarnya dimiliki secara obyektif oleh bangsa Indonesia sejak jaman dulu sebelum berdirinya Indonesia. Jika kita balik lagi kebelakang, proses sejarah sejak zaman kerajaan hingga kolonialisasi menjadi proses terbentuknya NKRI saat ini.
Pada dasarnya Pancasila memiliki nilai-nilai yang dimiliki oleh bangsa Indonesia sendiri bahkan sebelum Pancasila dirumuskan dan disahkan sebagai dasar negara Indonesia. Artinya nilai-nilai Pancasila sendiri bersumber dari bangsa Indonesia, atau bangsa Indonesia sebagai materialis Pancasila.
Di era reformasi, bangsa Indonesia harus memiliki visi dan pandangan hidup yang kuat atau nasionalisme. Hal ini ditujukan agar sebagai bangsa tidak mudah gerseret ke tengah-tengah pergaulan internasional. Ini bisa dilakukan dengan kesadaran nasional yang berakar pada sejarah bangsa.
Oleh karena itu, berdasarkan beberapa hal yang telah dikemukakan sebelumnya, penulis dapat menyimpulkan bahwa Pancasila dibentuk dari landasan sejarah yang kuat. Mulai dari jaman kerajaan, nilai-nilai Pancasila hadir dalam kehidupan berbangsa saat itu. Dengan demikian, unsur Pancasila senantiasa memiliki keterikatan pada kehidupan masyarakat Indonesia. nilai-nilai yang terkandung dalam setiap unsur Pancasila kemudian dirumuskan dan disahkan sebagai dasar Negara. Sebagai tumpuan negara, Pancasila harus senantiasa dijadikan acuan dalam bertindak dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Maka, dengan ini semua peraturan perundang-undangan yang ada tidak boleh bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila.
2. Sumber Sosiologis
Pendidikan Pancasila
Sosiologi
diimplementasikan sebagai ilmu kehidupan manusia. Di dalamnya mengkaji berbagai
latar belakang, komposisi dan pola kehidupan sosial kelompok dan kelompok
masyarakat, serta penelitian tentang isu-isu sosial, perubahan dan reformasi di
masyarakat. Soekanto (1982: 19) menyatakan bahwa dalam pandangan sosiologis,
masyarakat berada pada waktu dan tempat yang memiliki suatu nilai-nilai
tertentu. Selain itu melalui pendekatan sosiologis ini, Kita diharapkan mampu
mengkaji struktur sosial, proses sosial termasuk perubahan sosial, dan
permasalahan sosial yang perlu dilakukan secara arif dengan menggunakan
nilai-nilai standar yang merujuk pada nilai-nilai Pancasila. Berbeda dengan
bangsa lain, bangsa Indonesia melandaskan perspektifnya tentang kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara pada prinsip-prinsip budaya yang
dimiliki dan tertanam pada bangsa itu sendiri. Nilai-nilai kenegaraan dan
sosial yang terkandung dalam prinsip Pancasila tidak hanya hasil konseptual
seseorang, tetapi juga karya besar bangsa Indonesia sendiri yang diambil dari
nilai-nilai budaya yang dimiliki oleh setiap orang yang menggambarkan filosofis
para pendiri negara (Kaelan, 2000: 13).
Baca Juga: Perwujudan Nilai-Nilai Pancasila di bidang Pertahanan dan Keamanan dalam kehidupan sehari hari
3. Sumber Politik
Pendidikan Pancasila
Fenomena
kehidupan politik bangsa Indonesia menjadi salah satu materi menarik dalam
pendidikan. Dikarenakan pola piker masyarakat Indonesia dalam kehidupkan
politik dilaksanakan berdasarkan lima sila, Pola pikir untuk membangun
kehidupan politik yang murni dan absolut dilaksanakan semua masyarakat
Indonesia harus sesuai dengan lima sila yaitu Tuhan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang Adil dan
Beradab, Persatuan Indonesia, Masyarakat yang Dipimpin oleh Hikmat
Kebijaksanaan dalam Konsultasi / Representasi dan dengan penuh mengandalkan
Keadilan Sosial. Etika politik pancasila bisa digunakan
sebagai instrumen dalam pengujian perilaku politik negara, terkhusus sebagai salah
satu pilihan kritis untuk menentukan hak dari kebijakan dan tindakan pemerintah
dengan melihat kesesuaian dan tindakan pemerintah dengan makna prinsip-prinsip
Pancasila. .
Semua
orang yang terlibat dalam penyelenggaraan pemerintah Indonesia harus sesuai
dengan etika politik. Mulai dari eksekutif, legislatif, yudikatif, penegak harus sadar bahwa legitimasi hukum dan legitimasi
demokrasi juga harus dilandasi oleh legitimasi moral. Oleh karena itu,
Nilai-nilai Pancasila secara mutlak harus dimiliki oleh otoritas penyelenggara
pemerintahan, agar tidak menyebabkan berbagai penyimpangan, seperti yang sering
terjadi saat ini. Misalnya korupsi, kolusi dan nepotisme, penyuapan,
pembunuhan, terorisme, dan narkotika serta perselingkuhan di kalangan elit politik
menjadi streotipe masyarakat.
Namun, dalam penerapan etika Pancasila di Indonesia masih banyak kendala, yaitu:
- Etika politik terperangkap dalam ideologi itu sendiri. Saat seseorang menilai suatu ideologi, dia pasti akan mencari kelemahan dan kekurangannya. Hal ini memunculkan keyakinan bahwa etika politik ialah sebuah metode yang efektif dan efisien untuk mengkritik ideologi, kemudian etika politik menjadi ideologi itu sendiri.
- Pancasila adalah sistem filosofis yang lebih lengkap dari pada etika politik Pancasila, sehingga setiap kritik yang diarahkan pada Pancasila oleh etika politik Pancasila tidak mungkin keluar dari Pancasila itu sendiri karena kritik tersebut tidak akan menghasilkan apa-apa.
Dibalik semua kendala, bukan
berarti etika politik Pancasila tidak bisa menjadi instrumen atau cara mengkaji
suatu Pancasila. Kendala pertama dapat diatasi dengan melebarkan etika politik
Pancasila hingga kritik dari pintu keluar manapun, agar tidak terperangkap
dalam lingkaran tersebut. Kendala kedua dapat diselesaikan dengan menunjukkan
kritik pada tataran praksis Pancasila terlebih dahulu, kemudian secara bertahap
merunut ke pemahaman yang lebih umum hingga ontologi Pancasila menggunakan
kaidah-kaidah moral.
Baca Juga: Perwujudan Nilai-Nilai Pancasila di bidang Pertahanan dan Keamanan dalam kehidupan sehari hari
B. Alasan
penting pendidkan pancasila
Menurut saya mata
kuliah Pendidikan Pancasila sangat penting dan bermanfaat bagi pelajar /
mahasiswi di Perguruan Tinggi, dikarekana pendidikan pancasila tidak cukup didapat atau
dipelajari saat kita duduk di bangku SD, SMP, & SMA sekalipun kita belum
mengenyam pendidikan apapun. Kita harus mempelajari Pancasila atau pendidikan
kewarganegaraan dan menggunakannya dalam kehidupan sehari-hari, karena kita
harus tahu tentang hak & kewajiban yang kita dapatkan sebagai warga negara
Indonesia.
Pancasila merupakan
sumber nilai dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara bagi bangsa
Indonesia. Oleh karena itu, seluruh tatanan kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
dan bernegara harusnya menggunakan Pancasila sebagai landasan moral atau norma
dan tolok ukur sikap, perubahan, dan perilaku baik, buruk, dan benar, sebagai
bangsa Indonesia.
Manfaat pendidikan
pancasila utuk mahasiswa / mahasiswi setelah mendapatkan Mata Kuliah Pendidikan
Pancasila di Perguruan Tinggi:
- Agar mahasiswa mampu menjadi warga
negara yang memiliki pandangan dan komitmen terhadap nilai-nilai demokrasi dan
hak asasi manusia.
- Agar mahsiswa mampu berperan serta dalam
upaya pencegahan dan penghentian berbagai tindak kekerasan secara cerdas dan
damai.
- Agar mahasiswa memiliki kepedulian dan
mampu berperan serta dalam upaya penyelesaian konflik di masyarakat berdasarkan
nilai moral, agama dan universal.
- Agar mahasiswa mampu berpikir kritis dan
obyektif tentang persoalan negara, hak asasi manusia dan demokrasi.
- Agar mahasiswa mampu memberikan
kontribusi dan solusi atas berbagai permasalahan kebijakan publik.
- Agar mahasiswa mampu mengedepankan
nilai-nilai dasar secara arif (berbudaya).
Pentingnya pendidikan Pancasila juga dapat memperkuat jiwa kebangsaan peserta didik agar menjadi penggerak utama (leitmotive) dan bintang penuntun (leitstar) bagi calon pemimpin di berbagai bidang dan jenjang. Selain itu, agar calon pemegang tongkat estafet ini tidak mudah terpengaruh idelogi asing yang bisa mendorong melanggar nilai-nilai Pancasila. Pendidikan Pancasila penting dalam pendidikan tinggi merupakan jawaban tantangan dunia dengan mempersiapkan kaum muda yang memiliki pengetahuan, pemahaman, penghargaan, penghargaan, komitmen, dan pola pengamalan Pancasila. Hal ini bertujuan untuk menghasilkan lulusan yang menjadi kekuatan inti pembangunan dan pemegang kepemimpinan bangsa di semua tingkatan lembaga negara, lembaga negara, lembaga daerah, lembaga infrastruktur politik, lembaga bisnis, dan profesi lain yang menjunjung nilai-nilai Pancasila.
0 comments:
Posting Komentar