Sabtu, 09 Desember 2017

, , , , , , , , ,

FENOMENA SUB-CULTURE DAN COUNTER-CULTURE SERTA CONTOH


Woman photographing friends dancing on street in city : Stock Photo
 
 
1. SUB-CULTURE 
 
Sub-culture dan counter-culture merupakan dua konsep yang mempunyai banyak kemiripan. Pendefinisian kedua konsep tersebut sangat beragam dan terkadang ditumpang tindih. Definisi tentang subculture salah satunya mengacu pada variasi budaya yang ditampilkan oleh segmen tertentu dalam populasi (Komarovsky dan Sargent dalam Jenks 2004). Di dalam masyarakat terdiri dari berbagai sub-kelompok, yang mempunyai karakterisitik cara berpikir dan berperilaku sendiri, sub-budaya yang ada di dalam budaya secara umum disebut dengan subculture (Mercer dalam Jenks 2004). Dengan kata lain, terdapat suatu sub-budaya dalam suatu budaya dominan. 
Contoh: 
Subkultur Mods yang Seru dan Terus Hidup di Jepang Di Jepang, subkultur cenderung berumur panjang. Prinsip ini juga berlaku bagi subkultur mod. Subkultur asal Inggris yang kini sudah berumur lebih dari 50 tahun ini masih hidup berkat Manabu Kuroda. wajah scene mods dan organizer acara perlombaan vespa tahunan Tokyo, MOD MAYDAY. VICE Jepang nongkrong dengan Kuroda (dikenal sebagai "Manabu K.Dove") dan ngobrol tentang The Jam, skuter Vespa klasik dan kenapa fashion mod masih terus populer. 
Gerakan mods awal dimulai di '64 dan kemudian mulai pudar di akhir 60an. Tapi kemudian 10 tahun kemudian ada gerakan revival. Di Inggris, gelombang kedua ini dianggap sebagai revival karena sejarah mereka dengan subkultur ini. Tapi mengingat kultur Inggris 60an dan Jepang 60an sangat berbeda, ketika subkultur mods tiba di Jepang, ini dianggap sebagai hal yang baru. Di Jepang, kultur mod baru benar-benar dimulai di 80an.
Di Inggris, kultur mod berhubungan dengan isu diskriminasi, masalah dengan Irlandian Utara dan masalah-masalah politik. Kami di Tokyo jelas tertarik dengan masalah-masalah yang terjadi di Inggris, tapi kami juga sadar akan ada hal-hal yang tidak kami mengerti. Generasi muda mods Jepang saat itu juga mengalami banyak masalah dan selalu terlibat dalam isu-isu politis. Ini bukan sekedar sisa pergerakan pelajar. Ini sangat penting di tahun 80an. Semenjak remaja hingga dewasa, saya selalu tertarik dengan fashion dan kultur, tapi juga sadar akan isu-isu politik yang penting di saat itu. 

2. COUNTER-CULTURE
 
Counter-culture Menurut Dessaure (1971, dalam Desmond, McDonagh dan O’Donohoe, 2000) mengacu pada sistem norma dan nilai yang koheren yang tidak hanya berbeda dari sistem dominan (baca: subculture) tapi juga terdiri paling tidak dari satu norma atau nilai yang membutuhkan komitmen perubahan budaya (cultural change), yang ditujukan dalam rangka transformasi sistem nilai dan norma yang dominan. Counterculture dilihat sebagai sistem nilai yang koheren dan secara substantif berbeda dari mainstream. Di dalam definisi tersebut terdapat semangat perubahan bagi penganutnya dan berimplikasi pada suatu kesadaran kritis. Selain itu, bagi penganut counter-culture terdapat rasa ingin diakui dan mencoba untuk terus menantang mainstream (Desmond, McDonagh dan O’Donohoe, 2001).
 Contoh:
 Komunitas Punk Sejak kemunculannya di Inggris pada pertengahan tujuh puluhan, gerakan punk sudah mengalami perkembangan dan perubahan dengan munculnya divisi antar pihak. Punk berakar sebagai tanggapan sekelompok pemuda Inggris terhadap situasi buruk tersebut. Sebagian dari kaum muda Inggris beralih ke musik dan budaya punk agar ketidakpuasan dan frustasi mereka terhadap lingkungan sosial yang opresif tersalurkan. Anak-anak punk memakai musik punk yang keras untuk mengeluarkan perasaan marah mereka karena diabaikan hegemoni dominan. Sebab kemiskinan merupakan tekanan besar bagi kaum punk, obyek-obyek murah dan sederhana (peniti, rantai, bekas pakaian tentara) dipakai sebagai lambang anti kemapanan.
Prinsip ini juga tercermin dalam musik punk yang murah dibuat, tidak membutuhkan pendidikan dan prasyarat utamanya adalah keras dan marah. Dengan penyebaran punk ke sudut-sudut dunia, elemen kepercayaan dan tujuan baru memasuki gerakan punk. Bagi sebagian kaum punk, gerakan punk itu melebihi isyarat pemberontakan. Punk menjadi sebuah jaringan untuk kaum muda di seluruh dunia yang peduli padahal-hal politik. Katanya dengan pemasukan pemikiran politik gerakan punk pindah kategori dari subkultur/budaya pemuda menjadi counter culture (budaya perlawanan), wadah bagi orang-orang yang menuju perubahan sosial dan berkeinginan menghapuskan kekuatan kapitalisme yang dianggap sumber penindasan yang mesti dikendalikan sebelum keadilan sosial dapat tercapai dengan baik. Pada waktu itu teori anarkis digabungkan dengan gerakan punk dan sampai sekarang hubungan itu tetap ada. 
Dengan pergertian mengenai latar belakang gerakan punk di luar Indonesia saya mulai melihat ke keadaan di negara ini. Bagaimana dengan punk di sini ? kaum punk/HC Indonesia terpencil secara geografis dari scene-scene di negara lain. Dulu alat komunikasi seperti internet belum gampang ditemukan seperti sekarang. Kadang-kala touris membawa kisah-kisah tentang scene di Indonesia, dan sebelum krismon mendapatkan barang-barang lewat mailorder (pesan kirim) jauh lebih mungkin daripada sekarang. Akan tetapi tidak ada sumber informasi yang reguler, murah dan mudah dipakai. Faktor lain yang sangat berpengaruh pada perkembangan punk di sini adalah rezim otoriter Order Baru yang membungkam perdebatan politik. Selama tiga puluh dua (32) tahun kritik secara terbuka terhadap ketidakadilan sosial tidak dapat dilakukan dengan bebas dikarenakan konsekuensi yang berat.



0 comments:

Posting Komentar