Turki
memiliki latar belakang sejarah yang panjang di mana Turki pernah menjadi ajang
perebutan kekuasaan atau pengalihan kekuasaan, seperti Kerajaan Romawi Timur
atau Bizantium, Dinasti Seljuk, Dinasti Ottoman hingga akhirnya menjadi Turki
yang modern di bawah pimpinan Mustafa Kemal Atatűrk. Transisi perpindahan
kekuasaan inilah yang mengakibatkan Turki memiliki kekayaankhasanah berbagai
peradaban. Di samping itupulaadanyadaya tarikpesonaalamyang eksotik menjadikan
Turki kawasan yang cukup menarik perhatian banyak wisatawan domestik maupun
wisatawan mancanegara. Daya tarik pesona alam ini dilatarbelakangi karena
keadaan iklim, curah hujan sertaletak dan keadaan geografis Turki.
Hal
lain yang menarik dari negara Turki yaitu salah satunya ialah tradisi yang berkembang
dalam kehidupan sosial budaya yang tercipta di dalam komunitas masyarakat
Turki. Dalam kehidupan bermasyarakat, orang-orang Turkisenang bersilaturahim
dengan individu lainnya maupun antar komunitas lainnya. Hal ini dilakukan untuk
menjalin persaudaraan yang erat di antara mereka. Selain itu juga dari hubungan
harmonis yang tercipta dalam kehidupan masyarakat Turki dapat memberikan
keuntungan tersendiri bagi industri pariwisata, yaitu memberikan kenyamanan
bagi wisatawan yang ingin berkunjung ke Turki. Mengenai keadaan ekonomi Turki,
pertumbuhan ekonominya mengalami peningkatan yang cukup signifikan dari tahun
ke tahun. Peningkatan ekonomi ini dikarenakan salah satunya peran strategis
pariwisata yang telah dikembangkanoleh pemerintah Turki.
Turki
memiliki nama resmi Türkiye Cumhuriyeti atau dalam bahasa Inggris dikenal
dengan nama Turkey, yang beribukota
di Ankara.[1]
Dengan luas wilayahsaat ini sekitarkurang lebih 780.000 km², terdiri dari dua
bagian, yaitu wilayahAnatolia (Andolu) di Asia Kecil dan wilayah Thrace (Trakya)[2] di
benua Eropa, kedua wilayah ini dipisahkan oleh Selat Dardanela (Selat Canakkale
Bogazi) dan Bosphorus (Selat Karadeniz Bogazi) yang menghubungkan Laut Aegean,
Marmara dan Laut Hitam.
Merujuk
pada gambaran masa lalu, Turki Usmani berhasil membentuk sebuah Imperium besar
dengan masyarakat yang multi-etnis dan multi-religi. Kebebasan dan otonomi
kultural yang diberikan Imperium kepada rakyatnya yangnon-muslim adalah suatu
bukti bagi dunia kontemporer bahwa sistem kekhalifahan dengan konsep Islam
telah mempertunjukkan sikap toleransi dankeadilan yang luhur.
Pengaruh
dari Arab dan Persia pada peradaban Islam Turki menjadi warisanyang mendalam
bagi masyarakat Turki sebagai peninggalan Dinasti Utsmani. Pada masa
kekhalifahanIslam diterapkan sebagai agama yang mengaturhubungan antara manusia
sebagai makhluk dengan Allah SWT sebagai Khalik, Sang Pencipta. Hal inilah yang
melandasi suatu sistem sosial dalam kehidupanbermasyarakat dan bernegara. Islam
yang muncul di Jazirah Arab dan telah berkembang lama di wilayah Persia,
berkembang di wilayah kekuasaan Kekhalifahan Turki dengan membawa peradaban dua
bangsa tersebut.[3]
Keramahan
adalah bagian dari integral budaya masyarakat Turki. Sebagaimana contoh, sikap
saling mengunjungi antar tetangga, saudara maupun teman merupakantradisibudaya
masyarakat Turki.[4]Tradisi
juga terdapat pada kota-kota besar dimana banyak orang yang sibuk dengan
berbagai rutinitas sehari-hari, tapi hal initidak menyurutkan masyarakat
Turkiuntuksaling memberi kabarlewat sarana telekomunikasi untuk mempererat rasa
persaudaraandiantaramereka. Selain itu,masyarakat Turki senang menjamu para
tamu yang berkunjung ke rumahnya. Keramahan inilah yang menghiasikehidupan
bermasyarakat orang-orang Turki.
Penduduk
Turki sebagian besar merupakan kelompok etnis Turki.Sekitar 80 persen orang
yang tinggal di Turki awalnya berasal dari Asia Tengah,sementara 13
persenmerupakan suku Kurdi yang berada di wilayah Timur danTenggara.[5]
Persensisanya termasuk dalam kelompok etnis minoritas (Arab,Armenia, Yunani,
dan lain-lain).Pertumbuhan populasi masyarakat Turki terus mengalami
peningkatan yangcukup signifikan. Hal ini terlihat pada tahun 1980
jumlahpopulasipendudukTurkimencapaisekitar 44,7juta jiwa.[6]
Kemudian pada tahun 1985 jumlah populasi penduduk Turki meningkat menjadi
sekitar 50,6 juta jiwa.[7]
Hal ini terlihat bahwa pertumbuhan penduduk dari tahun 1980 hingga tahun 1985
telah terjadi peningkatan sebesar 13,19%.Berikutnya pada tahun 1990 jumlah
populasi penduduk Turki meningkat menjadi sekitar 56,4 juta jiwa.[8]
Hal ini terlihat bahwa pertumbuhan penduduk dari tahun 1985 hingga tahun 1990
telah terjadi peningkatan sebesar11,46%. Selanjutnya tahun 2007 jumlah populasi
penduduk Turki telah mencapai sekitar 70,6 juta jiwa. Dengandemikian dapat
ditarik kesimpulan bahwa indikator pertumbuhan populasi penduduk Turki dari
tahun ke tahun terus mengalami peningkatan yang cukup signifikan.
Agama
yang dianut penduduk Turki hampir 98% adalah Islam[9],sedangkan
sisanya 2 persen beragama Ortodoks, Greogorian, Yahudi, Katolik, Protestan dan
aliran Kristen lainnya. Disamping letak geografisnya yang strategis, Turki
pernah menjadi tempat bagi kekhalifahan terakhir Islam yaitu Turki Utsmani dan
sekaligus negara yang menerapkan sistem sekuler.[10]
Sekularisme Turki dibawa oleh Mustafa Kemal Atatürk[11]
dimana Atatürk melakukan berbagai perubahan kebijakan dengan memisahkan antara
urusan agama dan negara serta melakukan westernisasi dalam kehidupan rakyat
Turki. Untuk mewujudkan cita-citanya dalam membentuk masyarakat Turki yang
modern, Kemal melakukan berbagai kebijakan ekstrim seperti menghapuskan Bahasa
Arab dan menggantikannya dengan Bahasa Turki dengan tulisan latin; menutup
ratusan madrasah dan masjid dan mengalihkan fungsinya; membubarkan berbagai
kelompok tarekat, melarang ziarah kubur, melarang penggunaan Bahasa Arab dalam
Al-Qur’an dan shalat, menghapuskan semua simbol politik agama (termasuk hijab
dan kerudung) dan sebagai gantinya Atatürk memperkenalkan simbol nasionalisme
baru Turki yang berpijak pada gagasan Turanisme (Turki kuno).[12]
Turki
menerapkan Kemalisme sebagai ideologi negara yang merupakan karya dari Mustafa
Kemal Atatürk. Beberapa prinsip atau sila yang terkandung di dalam Kemalisme
yaitu republikanisme, nasionalisme, populisme, sekularisme, etatisme dan devrimcilik(reformisme
dan revolusionisme).[13]
Interaksi antara kemalisme dan islamisme di Turki baik itukerjasama ataupun
pertentangan sudah dimulai sejak waktu yang lama. Salah satu bentuk
pertentangan yang terjadi adalah peristiwa kudeta yang dilakukan oleh militer.
Diawali dari Necmettin Erbakan yang mendirikan partai Islam pertama dengan nama
Milli Nizam Partisi-MNP (Partai Ketertiban Nasional) pada tanggal 26 Januari
1970. Namun belum genap setahun berpolitik, MNP dibubarkan militer pada tahun
1971 karena dianggap menjadi ancaman sekularisme.[14]
Berdasarkan
posisi geografis Turki yang strategis di titik pertemuan Benua Asia dan Eropa,
membuat negara Turki mempunyai peranan penting sebagai pusatdari zona-zona
ekonomi yang saling tumpang tindih. Di samping itu pula Turki juga menjadi
pusat industri dan perdagangan negara-negara di sekitar Laut Hitam dan Timur
Dekat. Namun, yang menggarisbawahi keahlian ekonominya adalah Custom Union Turki dengan Uni Eropa (UE)
yang dibentuk pada tahun 1996. Hal ini diikuti dengan awal pencapaian negosiasi
dengan UE pada tahun 2005 untuk menjadi keanggotaan penuh.Turkimerupakannegara
besar dengan pendapatan menengah denganperekonomiannya yang pada saat ini
sedang mengalami transisi dari tingkatketergantungan yang tinggi pada sektor
pertanian dan industri berat menjadiperekonomian yang lebih beragam dan modern
dengan meningkatkan sektorlayanan global. Subsidi dari sektor pertanian
berkisar 13 persen untuk Gross National Product (GNP) dan telah mempekerjakan
20 % dari jumlah penduduk. Hasil panen utama dari sektor ini adalah gandum,
yang ditanam padamusimgugur dan dipanen ketika musim panas berikutnya
[1] Ankara merupakan ibu kota Turki
sejak tahun 1923, menggantikan Konstantinopel atauIstanbul. Kota ini juga
merupakan ibu kota Provinsi Ankara. Ankara terletak di tengah-tengahnegara
Turki.Luas wilayahnyaadalah 25.615 km².Sebelumnya, Ankara dikenal dengan
namaAngoraatau Engürü, sedangkan di masa Romawi dikenal sebagaiAncyrakemudian
pada masaHellenistiksebagaiÁŋkyra. Ankara merupakan kota terbesar kedua di
Turki yang dihuni oleh 4.455.453 jiwa (2007). Kota ini terletak di daerah yang
terkering di Turki dan dikelilingi daerahstepa dengan berbagai situs arkeologi
dari masa Ottoman, Byzantium, dan Romawi. (Lihat“Ankara” dalam All About
Turkey, (http://www.allaboutturkey.com/ankara.htm), diakses 06/10/2019.
[2] Trakya merupakan tempat berpijak
Turki di Eropa. Sebagian besar daerah ini berupadaratan yang diapit oleh
Pegunungan Intranca Daglari di Tenggara dan daratan tinggi Semenanjung
Gallipoli di Barat Daya.
[3] Ade Solihat,“Kemalisme, Budaya
dan Negara Turki”, Artikel Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Vol. 16, Mei 2005,
hlm. 1, Di Akses melalui http://www.fib.ui.ac.id/index.php?option=com_content&view=article&id=91:kemalisme-budaya-dan-negaraturki&catid=39:artikel-ilmiah&Itemid=122&lang=in-ID pada tanggal 07 Oktober 2019
[4] “Social Life”dalam Turkish Culture melalui http://www.geocities.com/resats/culture.html
pada tanggal 07 Oktober 2019
[5] “Population”dalam Turkish Culture melalui http://www.geocities.com/resats/culture.html pada tanggal 07 Oktober 2019.
[6] The Turkish News Agency, Facts about Turkey, Istanbul: Uçar Grafik, 1998, hlm.13
[7] Ibid.,hlm.19
[8] Ibid.,hlm.19
[9] Agama Islam yang dianut warga
Turki sekitar dua-pertiga dari 98% adalah ajaran Sunni,sedangkan satu-pertiga
ajaran Syiah. (Lihat“Religion” dalam Turkish
Culture diakses melalui http://www.geocities.com/resats/culture.html pada 07Oktober 2019
[10] Sekuler atau sekularisme adalah
sebuah ideology yang menyatakan bahwa sebuah institusi harus berdiri terpisah
dari agama atau kepercayaan. Di dalam kehidupan politik, sekuler berarti
pemisahan antara agama dan negara atau pemerintahan.
[11] Atatürk adalah sebuah sebutan
penghormatan untuk bapak revolusi Turki atau banyak yang menyenyebut sebagai
Bapak Turki
[12] Ahmad Dzakirin, 2012.
Kebangkitan Pos-Islamisme, Solo: Era Adicitra Intermedia, hal. 53-54
[13] Binnaz Toprak, 1999, Islam dan
Perkembangan Poltik di Turki, Yogyakarta: PT. Tiara Wacana Yogya, hal. 3
[14] Ahmad Dzakirin, 2012.
Kebangkitan Pos-Islamisme, Solo: Era Adicitra Intermedia, hal. 20
0 comments:
Posting Komentar