Selasa, 16 Januari 2018

, , , , , ,

Pengalaman Lulusan SMK Mencoba kuliah di Perguruan Tinggi Negeri


 
SETELAH menjadi siswa SMK yang telah lulus, aku harus memikirkan masa depanku selanjutnya. Aku memilih kerja seperti seharusnya lulusan SMK atau aku harus kuliah. Karena pertimbangan bersama dengan orang tua, aku akhirnya memilih untuk kuliah. Tetapi aku punya target yang ‘harus’ aku capai. Aku akan kerja bila aku tidak masuk perguruan tinggi negri maupun perguruan tinggi kedinasanan.
 Test yang pertama aku lakuin adalah seleksi masuk PKN-STAN (Politeknik Keuagan Negara – Sekolah Tinggi Akutansi Negara). STAN adalah salah satu perguruan tinggi kedinasan yang peminatnya sangat banyak. Karena kuliah gratis dan langsung kerja banyak lulusan SMA/SMK berlomba-lomba untuk bisa lulus di perguruan tinggi kedinasan tersebut, bahkan lulusan SMA/SMK yang sudah lulus beberapa tahun sebelumnya. Orang tua juga berlomba-lomba menyuruh anaknya bimble yang terbaik tidak masalah walaupun mahal, karena memang lulsuan STAN dijamin sukses.
Melihat pendapatan ayahku yang pas-pasan, aku hanya bisa berjuang dengan belajar di rumah sendiri agar bisa lulus di perguruan tinggi yang merupakan naugan kementrian keuangan tersebut. Aku membeli buku STAN dari aku masih kelas 3 semester ganjil, kala itu bukunya jarang aku baca. Tetapi saat semester genap sekitar bulan 2 aku sudah mulai sering membahas soal demi soal di stan. Aku juga rutin melaksanakan try out 2 minggu sekali yang dilaksanakan di salah satu bimble STAN ternama di Medan. Dari try out tersebut, aku menjumpai Riza, temanku seorang gadis kecil yang bersekolah di SMAN 1 Delitua. Riza sangat berambisi sepertiku agar  bisa kuliah di STAN tetapi tidak bisa ikut bimbel juga karena ia telah ikut bimbel untuk masuk Pergeruan Tinggi Negeri. Karena sering mengikuti try out bersama, kami semakin akrab. Kami sering membahas masalah STAN, perguruan tinggi negeri, serta teman-teman SMAnya yang juga teman SMPku dulu.
https://c.lazada.co.id/t/c.0yDHSH
Saat USM (Ujian Saringan Masuk) PKN-STAN, aku mendapat lokasi di Gedung Serbaguna Provinsi Sumatera Utara. Kala itu aku pergi sangat pagi sekali yaitu jam setengah 6 pagi karna mengingat gedung tersebut sangat jauh dari rumahku. Dengan mengenakan baju hitam putih, aku perlahan mengendarai sepeda motorku hingga sampai tujuan dengan selamat. Saat itu sangat macet karena lokasi yang digunakan tersebut dikawasan universitas-universitas di Medan yang digunakan juga sebagai lokasi ujian. Ketika sudah sampai di parkiran, aku tidak langsung masuk ke lokasi ujian, tetapi menunggu teman  seperjuanganku di SMK, Yudis, yang juga mengikuti ujian tersebut. Jarum jam tanganku yang mau menunjukan angka 7, membuat kami langsung bergegas ke lokasi untuk bersiap-siap ujian. Saat soal ujian dibagikan aku dengan tidak terlalu percaya diri mengisi soal demi soal. Karena memang aku sudah beberapa bulan belajar dan entah sudah berapa kali try out stan, jadi aku banyaknya tau rumus-rumus di setiap tipe soal. Beberapa jam kemudian, waktu habis dan kami harus mengumpulkan jawaban kami.
Saat pengumuman tiba, dengan benar-benar perasaan kecewa lagi dan lagi aku harus merasakan kegagalan. Aku gagal dnegan apa yang sudah aku persiapkan matang-matang. Padahal aku sudah beberapa kali lulus saat try out STAN. Bahkan yang buat aku benar-benar kecewa lagi, teman-temanku yang sebelumnya nilai try outnya selalu dibawahku lulus ke tahap selanjutnya. Aku tidak tau apa yang terjadi, aku banyak buat kemungkinan yang tidak bisa mengulang keadaan. Pertama, bisa jadi karena kerta ujian ku eror di sistem komputer. Karena emang saat aku try out aku pernah eror juga beberapa kali. Kedua, aku sampai mencoba menyalahkan keadaan, aku merasa mungkin karena aku tidak bimbel jadi aku tidak lulus. Karena temanku yang tadinya nilainya di bawahku bisa lulus ketahap selanjutnya.
Tapi mau tidak mau aku harus berfikiran positif, aku harus ikhlas tentang apa yang telah terjadi. Allah pasti punya rencana yang lebih indah daripada aku masuk STAN.  Dan aku juga bersyukur ada beberapa temanku yang berhasil mengenyam pendidikan dikampus yang telah mengecewakan banyak orang itu.
Setelah ujian STAN selesai, dengan tidak percaya penuh dengan hasil jawabanku di USM PKN-STAN yang ternyata benar aku gagal, setiap hari aku langsung belajar SBMPTN (Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negri). Aku harus rela ikut SBMPTN karena aku juga gagal SNMPTN (Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri), test masuk perguruan tinggi sebelum SBMPTN. Aku bahkan bukan gagal di SNMPTN tapi aku tidak ikut SNMPTN. Aku benar-benar kecewa dengan guru yang menyusun masalah test tersebut. Tidak tau alasan yang pasti kenapa aku dan sebagian temanku tidak bisa ikut SNMPTN. Masalah nilai, bukannya mau sombong, tapi bisa dikatakan nilai keseluruhanku tertinggi di kelas. Orang tuaku sempat ingin komplin dengan pihak sekolah tentang permasalahn ini, karena memang ini benar-benar fatal. Aku merasa hasil rapotku selama tiga tahun belakangan kucapai untuk sia-sia. Tapi apa boleh buat lagi, nasi sudah jadi bubur, pendaftaran SNMPTN sudah di tutup. Sekali lagi aku berfikir bahwa Allah mempunyai rencana lain yang lebih indah di luar sana. Ternyata dari SMK kami tidak ada yang lulus. Karena faktanya siswa SMK yang sudah lulus SBMPTN hanya 1% bisa lulus. Mungkin pemerintah berfikir siswa SMK lebih baik langsung kerja tidak membutuhkan kuliah lagi.SBMPTN tidak semudah yang pernah aku fikirkan sebelumnya. Banyak orang yang sudah bimbel beberapa bulan tapi tidak lulus juga. Apalagi aku hanya seorang lulusan SMK yang pelajarannya sangat berbeda dari soal SBMPTN. Saat itu aku yang lulusan SMK jurusan Teknik Komputer dan Jaringan tentunya ingin melanjutkan kuliah yang jurusannya sejalan dengan latar belakangku. Tapi, aku yang takut gagal lagi ini tidak mau melawan egohku tentang passionku. Aku yang sempat belajar IPA beberapa ini, menyerah karena IPA terlalu sulit bagiku untuk di pelajari seornag diri. Karena keinginanku masuk perguruan tinggi dan juga tidak mau menerima kegagalan ntah untuk beberapa kali, aku dengan pertimbangan yang matang memilih jurusan ips yang aku tau bukan bagian dari passionku. Setelah berhari-hari aku belajar soal-soal ips, aku baru sadar bahwa aku harus memilih jurusan yang tepat denganku. Saat itu aku memikir bahwa aku ingin masuk perguruan tinggi negeri bukan berarti harus masuk jurusan yang sangat jauh dari bakatku. Itu sama saja seperti aku menjebloskan diriku sendiri ke lubang buaya.
Pilihan yang terlintas di benakku adalah jurusan yang ada di ekonomi dan politik. Ekonomi karena aku suka dengan angka, sedangkan politik karena aku suka membaca dan menonton berita baik politik maupun ekonomi. Aku mau ambil akutansi, tetapi akutansi terlalu sulit dimasuki karena aku sadar latar belakangku bukan jurusan ips. Aku mau ambil hubungan internasional karena aku suka dengan berita-berita baik dalam negeri maupun luar negeri, disamping itu di HI juga ada ekonominya. Namun, di Universitas Sumatera Utara tidak ada jurusan HI. Jadi aku harus menurunkan egohku. Aku tidak dikasih kuliah di luar kota Medan karena dipastikan akan memakan biaya yang besar untuk tinggal di kota yang tidak ada keluarga.
Saat pendaftaran SBMPTN dibuka, Dengan modal baca-baca di Internet, tanpa ragu aku mendaftar SBMPTN di hari ketiga pendaftaran dibuka. Aku memilih jurusan:
1.  Ekonomi Pembangunan Universitas Sumatera Utara
2.   Sastra Inggris Universitas Sumatera Utara
3.   Sastra Inggris Universitas Negeri Medan
Beberapa minggu kemudian aku memikirkan kembali, bahwa sastra inggris bukanlah pilihan yang tepat untukku. Bahasa Inggrisku yang tidak begitu bagus, juga sastra inggris yang lululusannya belum jelas masih tidak bisa diterima keluargaku. Sedangkan ekonomi pembangunan yang sudah sesuai denganku dan keluargaku tetapi tidak dengan kemampuanku mencapainya. Aku takut gagal lagi. Ekonomi Pembangunan USU salah satu yang tersulit untuk dicapai.  Jadi dengan sok kayanya aku, yang kembali menghabiskan uang 200 ribu untuk pendaftaran SBMPTN untuk kedua kalinya. Kali ini sudah aku fikirkan matang-matang. Aku juga sudah ke konsultasi ke nenek dan kakek aku yang akan membantu keuanganku selama kuliah. Aku akhirnya dikasih kuliah di luar kota Medan tetapi tidak boleh terlalu jauh. 
Untuk yang ini aku mengambil jurusan yang aku rasa sudah sesuai dengan passionku. Yang kupilih saat itu:
1.   Hubungan Internasional Universitas Padjajaran
2.   Hubungan Internasional Universitas Riau
3.   Administrasi Negara Universitas Sumatera Utara

Aku memilih HI UNPAD karena aku hanya sebuah kenekatan, karena HI UNPAD merupakan salah satu jurusan dengan passing grade, penilaian SBMPTN, tertinggi di Indonesia. sedangkan HI UNRI karena Universitas yang mempunyai jurusan HI dengan akreditasi A tetapi tidak terlalu tinggi passing gradenya, juga karena Riau berlokasi tidak jauh dari Medan.
Saat test berlangsung aku dengan tenang mengerjainya karena aku sudah ikhlas apapun hasil yang aku terima. Aku mengerjainya dengan baik walau ada soal yang aku tidak ketahui. Setelah sekitar 2 jam waktu yang diberikan, aku mengumpul jawaban ujian yang terbaik menurutku.
Sekitar sebulan lebih, pengumuman SBMPTN tiba, kala itu aku sedang menjalankan puasa Ramadhan. Saat jam pengumuman tiba aku langsung membukanya dengan sedikit bersusah payah karena server yang penuh. Saat website bisa, dengan baca baSMAllah aku menulis nomor ujian dan tanggal lahirku lalu ku login. Saat membaca tulisan dikomputerku aku langsung reflek minum air karena panik, padahal aku disitu sedang puasa, if i remember its again, definitly I can't stop laughing,it's so funny.  lalu aku dengan perlahan aku membaca tulisan yang terlihat jelas di layar kaca laptopku:

Selamat atas keberhasilan anda!
Anda dinyatakan lulus pada seleksi SBMPTN 2017 pada program studi:
“HUBUNGAN INTERNASIONAL – UNIVERSITAS RIAU”
 
 
 
 
Location: Pekanbaru, Pekanbaru City, Riau, Indonesia

7 komentar:

  1. Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.

    BalasHapus
  2. Seneng baca tulisan kakak. Oiya, ceritain juga dong kak bagaimana kelanjutannya? Ada penyesuaian yang harus dilakukan lulusan SMK saat kuliah?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hai, Faiza! tergantung jurusan yang kamu ambil, kal masih relevan si gk terlalu butuh tapi malah unggul dibagian itu dibanding anak sma pada umumnya. tapi kalo seperti aku yang lintas jurusan harus bisa menyesuaikan di awal semester karena harus mengejar materi yang anak sma uda belajar juga.
      karena basic saya di SMKpun IPA, ketika masuk jurusan IPS yang lebih banyak menghapalnya. kesulitannya sih di semester 1 dan 2 karena sama sekali buta tentang sejarah dan ekonomi tapi alhamdulillahnya sedikit bisa di bagian politiknya karena basic Hubungan Internasional itu politik, sejarah, dan ekonomi juga. tapi seiring berjalannya waktu bisa menyesuaikan kok sama temen yang lain kalo kita ada kemauan untuk mengejar. Jadi semua itu tergantung pribadi kita

      Hapus
  3. kak, maaf agak menyimpang, mau tanya, lulusan smk akuntansi ambil jurusan teknik komputer apakah bisa?

    BalasHapus
    Balasan
    1. mau jurusan apapun bisa kok. selain kedokteran ya, soalnya setau aku kedokteran harus dari SMA Jurusan IPA. selama kamu yakin bakal mampu di jurusan teknik komputer pasti bisa kok. yang pasti emang dari hati kamu sesuai passion dan sudah mempertimbangkanya dengan matang agar seterusnya berjalan dengan baik. Semangat terus yaa dikk

      Hapus
  4. hayy kak,btw cerita nya sangat menginspirasi bgt.
    aku bingung kak aku dari SMK jurusan marketing harus lanjut kuliah manajemen tapi aku pgn ke pkn STAN bisa nggak ya?:")

    BalasHapus
  5. Demi apapun aku merinding bacanya. Keren banget kak, memotivasi aku banget. Curhat dikit nih, jujur aku takut gabisa masuk ptn gara gara dari SMK. Aku jurusan akuntansi tapi pengen banget masuk psikologi sama pkn STAN. Tapi dari sekarang aku udh pelajarin materi sbmptn. Semoga aja bisa lolos ptn. Sukses terus kak!

    BalasHapus