9 Desember 2025 - Ukraina sedang menyiapkan rancangan rencana perdamaian baru untuk diserahkan kepada Gedung Putih, di tengah upaya menghindari tekanan Amerika Serikat yang mendorong adanya kompromi wilayah dengan Rusia.
Presiden Volodymyr Zelensky kembali menegaskan bahwa ia tidak akan menyerahkan wilayah Ukraina, dengan alasan bahwa hal tersebut melanggar hukum nasional maupun hukum internasional. Ia menyampaikan hal itu saat bertemu para pemimpin Eropa dan NATO pada Senin, dalam rangka upaya bersama meyakinkan AS agar tidak mendukung kesepakatan yang berpotensi melemahkan posisi Ukraina dan membuka peluang invasi di masa depan.
Sementara itu, kota Sumy di Ukraina barat laut mengalami pemadaman listrik setelah diserang drone Rusia pada malam hari. Gubernur setempat menyebut lebih dari selusin drone menargetkan infrastruktur listrik, namun tidak ada korban jiwa.
Diplomasi Intensif Gagal Capai Kesepakatan
Kunjungan Zelensky ke Eropa dilakukan setelah beberapa hari negosiasi intensif antara delegasi Ukraina dan AS pada akhir pekan, yang berakhir tanpa kesepakatan. Kepala staf Zelensky, Rustem Umerov, dijadwalkan memberikan laporan lengkap terkait pembicaraan langsung antara AS dan Presiden Rusia Vladimir Putin.
Menurut Zelensky, timnya mungkin akan mengirim proposal baru kepada pihak Amerika secepatnya pada Selasa.
“Rusia menuntut agar kami menyerahkan wilayah, tapi kami tidak ingin memberikan apa pun,” kata Zelensky seperti dikutip AFP. “Secara hukum maupun moral, kami tidak memiliki hak untuk melakukannya.”
Ia kembali menegaskan bahwa perubahan batas wilayah hanya dapat diputuskan melalui referendum nasional.
Isi Rancangan Rencana Perdamaian Masih Diperdebatkan
Menurut Zelensky, rancangan awal berisi 28 poin yang diusulkan AS — dan ditolak Kyiv serta para pemimpin Eropa karena dianggap terlalu menguntungkan Rusia — kini telah disederhanakan menjadi 20 poin.
Ia menambahkan bahwa tidak ada poin yang “pro-Ukraina” yang dihapus, dan tidak ada kompromi terkait isu wilayah, termasuk Donbas dan PLTN Zaporizhzhia, dua isu yang ia sebut sebagai yang paling sensitif.

Dalam versi rancangan yang sempat bocor, AS disebut mengusulkan agar Ukraina menyerahkan kendali penuh Donbas kepada Rusia, meskipun Rusia belum mampu menguasai seluruh wilayah tersebut setelah hampir empat tahun perang. Energi dari PLTN Zaporizhzhia juga akan dibagi antara Rusia dan Ukraina.
Eropa Tunjukkan Dukungan untuk Ukraina
Pertemuan mendadak di Downing Street pada Senin — dihadiri Zelensky, PM Inggris Keir Starmer, Presiden Prancis Emmanuel Macron, dan Kanselir Jerman Friedrich Merz — dipandang sebagai sinyal kuat dukungan Eropa kepada Ukraina untuk melawan tekanan dari Washington.
Pihak Downing Street menegaskan bahwa pembicaraan yang dipimpin AS merupakan “momen kritis” untuk meningkatkan dukungan bagi Ukraina dan mencapai “perdamaian yang adil dan berkelanjutan dengan jaminan keamanan yang kuat”.
Jaminan Keamanan Masih Jadi Pertanyaan
Negara-negara Barat masih menyusun koalisi internasional yang bersedia memberikan dukungan militer jangka panjang bagi Ukraina jika kesepakatan perdamaian tercapai. Namun bentuk dukungan tersebut belum jelas.
Inggris dan Prancis membuka kemungkinan mengirim pasukan internasional ke Ukraina, tetapi Jerman, Italia, dan beberapa negara Eropa lainnya menunjukkan keraguan.
Selain itu, belum jelas sejauh mana AS bersedia terlibat dalam jaminan keamanan masa depan Ukraina.
Setelah pertemuan di London, Zelensky bertolak ke Brussel untuk bertemu Sekjen NATO Mark Rutte dan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen, serta akan bertemu Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni pada Selasa.
Posisi Rusia dan AS
Moskow mengklaim bahwa pembicaraan dengan AS berlangsung konstruktif, meskipun tidak ada tanda publik bahwa mereka bersedia mengubah tuntutan mereka sejak invasi besar-besaran pada Februari 2022.
Pada Minggu, mantan Presiden AS Donald Trump — yang menjadikan perdamaian Ukraina sebagai janji utama kebijakan luar negerinya — menyebut Zelensky sebagai hambatan utama tercapainya kesepakatan. Ia mengklaim bahwa Rusia “baik-baik saja” dengan rencana perdamaian yang dirumuskan AS, namun ia kecewa karena Zelensky belum membacanya. Tidak jelas apakah klaim itu benar.

0 comments:
Posting Komentar